Selasa, 11 Oktober 2011

Kurikulum

Dengan adanya peraturan pemerintah tentang standart nasional yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 anak yang berkelainan khusus seperti halnya anak autis mendapat perlindungan hukum, dalam hak-haknya untuk mendapatkan pendidikan yang layak seperti anak normal lainnya. Pada umumnya belum semua masyarakat seperti orang tua, para terapis, guru, bahkan pakar pendidikan pun memahami karakter anak autis. Oleh sebab itu, wajar apabila penanganannya juga masih belum benar.

Seperti kita ketahui bersama, bahwa tidak sedikit orang tua dari anak  tetap memaksakan kehendaknya untuk menyekolahkan anaknya ke SD umum, dengan alasan syarat umur anaknya sudah memenuhi masa sekolah. Sebenarnya mereka juga merasa bahwa anaknya mempunyai kelainan khusus, namun tidak begitu memahami penyebab kelainan pada anak tersebut. Lebih-lebih orang tua yang tinggal di pedesaan maupun pedalaman. Begitu pula guru, terutama guru SD juga tidak semua memahami kelainan yang dialami oleh siswa dikelasnya.

Sebagai contoh jika ada anak yang hiper aktif dianggap sebagai siswa paling nakal dan paling membandel. Sebaliknya, jika ada siswa yang pasif dianggap anak pendiam bahkan jika siswanya yang sulit berbicara dianggap bisu walaupun tidak tuli. Padahal, sebenarnya anak-anak yang berkelainan khusus perlu disekolahkan di sekolah khusus juga yakni sekolah luar biasa (SLB) agar mendapat terapis terlebih dahulu sampai bisa mendekati seperti anak normal lainnya.

Lembaga Sosial ‘Bina Bangsa Mandiri’ memberikan pengajaran dan terapi bicara secara cuma-cuma agar anak mampu memahami konsep sederhana dan dapat memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

Terapi Wicara adalah ilmu yang mempelajari perilaku komunikasi yang normal dan abnormal, yang digunakan utk memberikan terapi (proses penyembuhan) pada penderita gangguan perilaku komunikasi yang meliputi kemampuan bahasa, bicara, suara, irama kelancaran, sehingga penderita gangguan prilaku komunikasi mampu berinteraksi dengan lingkungan secara wajar, tidak mengalami gangguan psiko-sosial serta mampu meningkatkan hidup optimal.


Jenis-jenis Kelainan / Gangguan yang Memerlukan Pelayanan Terapi
Wicara dan Komunikasi

- Gangguan Artikulasi
Merupakan gangguan yang diakibatkan oleh ketidak-tepatan produksi bunyi ujaran baik vokal maupun konsonan dengan dampak adanya ketidakjelasan dalam mengujarkan bunyi konsonan pada kata, atau kalimat secara spontan. Gangguan ini berhubungan erat dengan kondisi fisik organ artikulasi (lidah, bibir, rahang, langit-langit) yang berfungsi untuk meniup, menghisap dan menelan.

- Gangguan Berbahasa
Merupakan ketidakmampuan anak dalam menggunakan simbol-simbol linguistik untuk berkomunikasi baik secara reseptif (pemahaman) maupun secara ekspresif (pengujaran) dalam suatu siklus komunikasi.

- Gangguan Bersuara
Merupakan gangguan berkomunikasi yang diakibatkan adanya ketidakmampuan memproduksi suara (fonasi) secara akurat oleh pita suara sehingga suara yang dihasilkan mengganggu komunikasi sehari-hair, baik dari sisi nada, kenyaringan maupun kualitas suara.

- Gangguan irama kelancaran
Merupakan gangguan berkomunikasi diakibatkan adanya perpanjangan atau pengulangan dalam memproduksi bunti bicara atau terjadinya 'blocking' dalam kelancaran berbicara. Gangguan tersebut ada pada kasus gagap pada anak-anak maupun dewasa.

- Gangguan Menelan
Merupakan ketidakmampuan anak dalam melakukan gerakan menelan yang terbagi atas 3 fase: Oral - Pharyngcal - Esophageal. Gangguan ini dapat terlihat dari ketidak-mampuan dalam menerima berbagai jenis makanan yang sesuai dengan usianya (picky eater) ketidak-mampuan dalam mengunyah serta menelan.

Terapi Oral-Sensori Motor (OSM)


Terapi Oral Sensori Motor adalah terapi untuk melatih ketepatan, kecepatan, dan keterampilan motorik otot-otot didalam mulit (rahang, bibir, dan lidah) serta berbagai macam indera (penglihatan, pendengaran, taktil kinestetik, vestibular dan proprioseptik) yang berguna pada proses makan dan bicara. Terapi ini terdiri atas rangkaian latihan spesifik dengan menggunakan alat khusus berstandart internasiaonal dan memiliki aturan tertentu dalam penggunaannya.

Terapi Oral-Sensori Motor diperuntukkan bagi anak-anak maupun dewasa pada kasus Autisma. Sensory Integration disorder, ADHD/ADD, Cerebral Palsy, Down Syndrome, Eating Disorder, Tuna Rungu, Gangguan bicara pasca stroke, dan lain-lain.

Pelayanan Terapi Wicara dan Komunikasi

- Konsultasi
- Pemeriksaan awal (Assesment)
- Penetapan program terapi
- Pelaksanaan program terapi (Individu maupun kelompok)
- Evaluasi program terapi (satu ataupun beberapa program yang terintegrasi)
- Rujukan ke ahli lain (bila diperlukan)
- Pelatihan dan seminar

Terapi wicara menangani klien anak-anak dan dewasa, kalau anak2 biasa nya menangani klien CP, ADHD, autisme, menangani klien yang keterbelakangan mental, klien  yang belum bisa bicara karena faktor lingkungan, klien mengalami gangguan menelan.
Terapis wicara menangani klien dewasa di antara nya menangani klien yang post stroke, mengalami gangguan menelan, post laring ektomi, dimensia, afasia dewasa.

Terapi Wicara untuk Tuna Rungu vs Non Tuna Rungu
Gangguan bicara bisa dibedakan pada tuna rungu (karena gangguan pendengaran) dan pada non tuna rungu (karena sebab lain seperti autis dan stroke).

Anak autis misalnya, walaupun ada gangguan bicara tetapi sebenarnya bisa mendengar. Walaupun tidak/belum bicara tetapi proses pemasukan kosa kata melalui telinga terus berlangsung sejak masih bayi. Kemungkinan besar ia mengerti apa yang didengarnya, hanya saja perlu bantuan untuk bisa berbicara dengan baik. Dalam hal ini peran terapis adalah melatih si anak berkonsentrasi, memperkenalkan prinsip-prinsip berkomunikasi (misal lewat permainan gantian/giliran) dan melatih berbicara (termasuk pengucapannya).


Pelayanan Terapi Wicara adalah pelayanan kesehatan profesional berdasarkan ilmu pengetahuan, teknologi dalam bidang prilaku komunikasi untuk meningkatkan dan memulihkan kemampuan prilaku komunikasi, yang berhubungan dengan kemampuan bahasa, wicara, suara dan irama/kelancaran yang diakibatkan oleh adanya gangguan/kelainan anatomis, fisiologis psikologis dan sosiologis.


Kalangan orang tua dianjurkan bersikap waspada ketika mendapati anaknya sejak lahir sampai usia 2 tahun tak pernah ngoceh dan tak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Karena itu merupakan indikasi awal keterlambatan bicara pada anak yang merupakan satu dari sekian gangguan psikis dan kejiwaan anak. Gejala keterlambatan bicara pada anak itu makin perlu penanganan khusus jika memiliki gangguan komunikasi dan keterbelakangan lainnya.

Penanganan keterlambatan bicara pada anak merupakan gangugan psikis dan mental yang perlu perhatian khusus dari orang tua. Pasalnya, fenomena psikis ini menghambat perkembangan mental dan pertumbuhan fisik sampai dewasa. Ada beberapa simptoms yang dapat dicermati untuk mengetahui anak menyandang keterlambatan wicara. Antara lain gaya bicara yang gagap dan gangguan penyampaian bahasa ditinjau dari segi bunyi bahasa, semantik, marfologi, sintaks, dan tata bahasa yang agak menyimpang dari penyampaian anak-anak normal sebayanya.


Terapis Wicara adalah profesi yang bekerja pada prinsip-prinsip dimana timbul kesulitan berkomunikasi atau ganguan pada berbahasa dan berbicara bagi orang dewasa maupun anak. Terapis Wicara dapat diminta untuk berkonsultasi dan konseling; mengevaluasi; memberikan perencanaan maupun penanganan untuk terapi dan merujuk sebagai bagian dari tim penanganan kasus.

Ganguan Komunikasi pada Autistic Spectrum Disorders (ASD):
Bersifat: (1) Verbal; (2) Non-Verbal; (3) Kombinasi.

Area bantuan dan Terapi yang dapat diberikan oleh Terapis Wicara:
Untuk Organ Bicara dan sekitarnya (Oral Peripheral Mechanism), yang sifatnya fungsional, maka Terapis Wicara akan mengikut sertakan latihan-latihan Oral Peripheral Mechanism Exercises; maupun Oral-Motor activities sesuai dengan organ bicara yang mengalami kesulitan.


Pelayanan terapi wicara merupakan tindakan yang diperuntukkan bagi individu yang mengalami gangguan komunikasi termasuk didalamnya adalah gangguan berbahasa bicara dan gangguan menelan. Pelayanan terapi wicara ini dilakukan oleh profesional yang telah memiliki keahlian khusus dan diakui secara nasional serta telah mendapatkan ijin praktek dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Pelayanan Terapi Wicara di Sarana meliputi:

Asesmen atau pemeriksaan
Pembuatan program terapi
Pelaksanaan program terapi
Evaluasi program terapi
Evaluasi Gabungan (OT, TW,dll)
Rujukan ke ahli lain (jika perlu)
Ahli terapi wicara di istilahkan sebagai Terapis Wicara ( Speech Therapist, Speech language pathologist, Speech Pathologist, atau Speech Correctionist ). Ada 5 ( lima ) aspek yang menjadi bidang garap terapis wicara, yaitu: gangguan artikulasi, gangguan berbahasa, gangguan bersuara, gangguan irama kelancaran, serta gangguan menelan.





KURIKULUM PENDIDIKAN/TERAPI
LEMBAGA SOSIAL ‘BINA BANGSA MANDIRI’

No
Level
Pokok  Bahasan
Uraian Materi
Nilai Perubahan Tingkah Laku
Media/ Metode
1
Awal/ Dini
·      Oral Peripheral Mechanism
·      Membalas sapaan orang lain
·      Menyapa orang lain yang ditemuinya
·      Memberi salam
·      Berpamitan bila akan berpisah
Sopan santun dan hormat
·      Kartu bergambar
·      ABA



·      Kerapian
·      Memakai sepatu dan ka-os kaki
·      Menggosok gigi
·      Mencuci tangan
·      Bersih dan rapi
·      Benda kongkrit
·      Kartu bergambar
·      ABA


·      Keberaniandan Kebanggaan
·      Menyebutkan nama anggota keluarga
·      Menyebutkan alamat rumah
·      Menyebutkan nomor rumah
·      Beranidan tanggung jawab
·      Foto keluarga
·      Kartu nama
·      Kartu alamat
·      ABA/DTT



·      Ketertiban
·      Melakukan perintah guru dan orang tua
·      Berangkat dan pulang sekolah sesuai dengan jam yang ditentukan
·      Taat dan patuh

·      Fleksibel
·      ABA/DTT


·      Belas kasih
·      Menyayangi orang lain
·      Menjenguk teman yang sakit
·      Rasa
kasih sayang
·      VCD
·      Kartu Bergambar
·      ABA
2
Mene-
ngah
·      Hormat menghormati
·      Mengatakan permisi/dengan isyarat bila lewat didepan orang lain/kerumunan
·      Menghargai orang lain
·      VCD
·      Fleksibel
·      ABA/DTT









·      Mengatakan/menunjuk pada benda atau sesuatu yang diinginkan
·      Meminta maaf bila melakukan kesalahan





·      Kerapian
·      Memakai pakaian dengan rapi
·      Menyisir rambut
·      Menggunakan tissu
Rapi itu indah
·      Benda kongkrit
·      ABA


·      Keberanian dan kebanggaan
·      Mempekenalkan diri di depan kelas
·      Menceritakan dengan sederhana tentang pekerjaan orang tua
Berani dan rasa memiliki
·      Contoh dari guru
·      ABA


·      Ketertiban
·      Menyelesaikan tugas  dengan mandiri
·      Duduk dengan tenang disaat belajar
Tata Tertib
·      Membiasakan setiap hari
·      ABA/DTT


·      Belas kasih
·      Bertanya bila ada teman yang bersedih
·      Membantu teman yang membutuhkan
Tolong menolong
·      Contoh dari guru
·      ABA
3
Lanjut/Mahir
·      Hormat menghormati
·      Mengangkat tangan bila bertanya atau menjawab pertanyaan
·      Meminta bantuan pada orang lain dengan kalimat yang sopan
·      Merespon ajakan main teman
·      Mengajak teman bermain dengan kalimat sederhana maupun isyarat
Santun dalam bersikap
·      Kartu bergambar
·      Membisa-kan setiap hari
·      ABA/DTT


·      Kerapian
·      Memakai asesoris dengan benar
·      Merapikan meja makan
·      Menyiapkan perlengkapan sekolah
Kerapian dan keindahan
·      Membiasa-kan setiap hari
·      Kartu Bergambar
·      ABA/DTT








·      Keberanian
 dan kebanggaan
·      Berkenalan
·      Mengatakan jangan dengan isyarat bila ada yang mengganggu
·      Bercerita tentang guru sekolahnya
Berani dan tegas
·      Kartu bergambar
·      ABA/DTT


·      Ketertiban
·      Tidak mengganggu teman
·      Latihan antri/bergiliran
Mematuhi Tata tertib
·      Membiasakan setiap hari
·      ABA/DTT
·      TACHC


·      Belas kasih
·      Berbagi dengan sasama
·      Mengekspresikan emosi sesuai dengan situasi dan kondisi

Kasih sayang antar sesama
·      Membiasakan setiap hari
·      ABA/DTT


·      Hidup Hemat
·      Tidak membuang makanan
·      Makan secukupnya
·      Hemat menggunakan air
·      Menabung
Hemat pangkal kaya dan sederhana
·      Membiasakan setiap hari
·      ABA/DTT
  
Area bantuan dan Terapi yang dapat diberikan oleh Terapis Wicara:
1. Untuk Organ Bicara dan sekitarnya (Oral Peripheral Mechanism), yang sifatnya fungsional, maka Terapis Wicara akan mengikut sertakan latihan-latihan Oral Peripheral Mechanism Exercises; maupun Oral-Motor activities sesuai dengan organ bicara yang mengalami kesulitan.

2. Untuk Artikulasi atau Pengucapan:
Artikulasi/ pengucapan menjadi kurang sempurna karena karena adanya gangguan, Latihan untuk pengucapan diikutsertakan Cara dan Tempat Pengucapan (Place and manners of Articulation). Kesulitan pada Artikulasi atau pengucapan, biasanya dapat dibagi menjadi: substitution (penggantian), misalnya: rumah menjadi lumah, l/r; omission (penghilangan), misalnya: sapu menjadi apu; distortion (pengucapan untuk konsonan terdistorsi); indistinct (tidak jelas); dan addition (penambahan). Untuk Articulatory Apraxia, latihan yang dapat diberikan antara lain: Proprioceptive Neuromuscular.

Untuk Bahasa: Aktifitas-aktifitas yang menyangkut tahapan bahasa dibawah:
1. Phonology (bahasa bunyi);
2. Semantics (kata), termasuk pengembangan kosa kata;
3. Morphology (perubahan pada kata),
4. Syntax (kalimat), termasuk tata bahasa;
5. Discourse (Pemakaian Bahasa dalam konteks yang lebih luas),
6. Metalinguistics (Bagaimana cara bekerja nya suatu Bahasa) dan;
7. Pragmatics (Bahasa dalam konteks sosial).
Suara: Gangguan pada suara adalah Penyimpangandari nada, intensitas, kualitas, atau penyimpangan-penyimpangan lainnya dari atribut-atribut dasar pada suara, yang mengganggu komunikasi, membawa perhatian negatif pada si pembicara, mempengaruhi si pembicara atau pun si pendengar, dan tidak pantas (inappropriate) untuk umur, jenis kelamin, atau mungkin budaya dari individu itu sendiri.
Pendengaran:  Bila keadaan diikut sertakan dengan gangguan pada pendengaran maka bantuan dan Terapi yang dapat diberikan: (1) Alat bantu ataupun lainnya yang bersifat medis akan di rujuk pada dokter yang terkait; (2) Terapi; Penggunaan sensori lainnya untuk membantu komunikasi;

PERAN  KHUSUS  dari Terapi wicara adalah mengajarkan suatu cara untuk ber KOMUNIKASI:
Berbicara:
Mengajarkan atau memperbaiki kemampuan  untuk dapat berkomunikasi secara verbal yang baik dan fungsional.  (Termasuk bahasa reseptif/ ekspresif – kata benda, kata kerja, kemampuan memulai pembicaraan, dll). 

Penggunaan Alat Bantu (Augmentative Communication):
Gambar atau symbol atau bahasa isyarat sebagai kode bahasa; (1) : penggunaan Alat Bantu sebagai jembatan untuk nantinya berbicara menggunakan suara (sebagai pendamping bagi yang verbal); (2)  Alat Bantu itu sendiri sebagai bahasa  bagi yang memang NON-Verbal.


Bagi orang tua anak berkebutuhan khusus (ABK atau SN = Special Needs) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu jenis dari masalah neurologis yang mempengaruhi pikiran, persepsi dan perhatian. Kelainan ini dapat menghambat, memperlambat atau mengganggu sinyal dari mata, telinga dan organ sensori yang lain. Hal ini umumnya memperlemah kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain, mungkin ada aktivitas sosial atau penggunaan ketrampilan seperti berbicara, kemampuan imajinasi dan menarik kesimpulan. Sehingga kelainan ini dapat mengakibatkan gangguan atau keterlambatan pada bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial.

Pendidikan yang terbaik bagi anak berkebutuhan khusus adalah suatu bentuk pendidikan yang berupa pelatihan khusus yang terstruktur, sehingga kecil kemungkinan bagi anak untuk melepaskan diri atau melakukan aktivitas sendiri lainnya yang sering dilakukan oleh anak-anak berkebutuhan khusus pada umumnya saat bersosialisasi dengan orang banyak. Latihan yang terstruktur ini juga akan mempermudah bagi anak untuk memperkirakan kemungkinan apa yang terjadi disekitarnya. Idealnya anak secara tidak langsung ikut serta menyusun kurikulum pelatihannya, dengan tujuan agar dia dapat mengatur sendiri pikiran dan tindakannya, dengan harapan dia dapat memperoleh kemampuan untuk bekerja mandiri.

Kurikulum yang dapat dibuat dengan mengikutsertakan anak didik, mengutamakan anak didik, dan anak didik dijadikan sebagai subjek pendidikan adalah kurikulum dengan model humanistic dengan learner centerd designnya. Dimana didalamnya terdapat kurikulum yang terstruktur sesuai dengan kebutuhan anak didik, karna pada intinya semua kurikulum yang diberikan adalah untuk kebutuhan anak didik dalam menjalani kehidupan sosial secara mandiri.
            
Selain pendidikan formal, hal penting lainnya yang harus dipelajari ABK di luar sekolah adalah menjalani kehidupannya dengan mandiri, rutinitas harian seperti mengelola uang (belanja, menabung, dan lain-lain), kebersihan diri, bepergian di sekitar rumah atau yang lebih jauh dan sebagainya. Hal-hal tersebut tentu saja tidak dipelajari di sekolah dan orang tua berkewajiban mempersiapkannya.